Definisi Komunikasi :
Komunikasi adalah suatu proes dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan dan mengguunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan suatu sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, ataupun mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut sebagai komunikasi non verbal.
Istilah komunikasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli,
akademisi, atau praktisi. Setaipnya, memberika unsure penting di dalam
pengertiannya. Dalam hal ini, ada beberapa Pengertian komunikasi menurut
beberapa ahli.
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian
komunikasi, diantaranya adalah :
1.
Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai
pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambing-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)
2.
Shannon dan Weaver
Mereka menuturkan komunikasi
adalah bentuk interaksi manusia yang saling terpengaruh mempengaruhi satu sama
lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni
dan teknologi.
3.
Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu
definisi baru pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah
suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan
satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”.
Dalam hal ini, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah Suatu
proses penyampain informasi yang dilakukan komunikator / pembawa berita kepada komunikan / penerima pesan melalui saluran
tertentu yang merupakan bentuk interaksi manusia bertujuan untuk menyamakan
persepsi dan menimbulkan efek tertentu. Sederhananya, Komunikasi itu akan berhasil kalau kedua pihak
mengerti apa yang disampaikan dan menangkap dengan baik isi pembicaraan
tersebut.
Dimensi Komunikasi
Komunikasi mempunyai Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan. Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan
disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu
apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara
mengatakannya yang juga bagaimana mengisyaratkan bagaimana hubungan para
komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Tetapi menurut sumber
lain, untuk lebih sederhananya dimensi komunikasi dapat dibagi beberapa point,
diantaranya adalah:
1.
Kandungan (apakah yang disampaikan?)
2.
Penghantar/Sumber (oleh
siapa?)
3.
Bentuk (apakah bentuknya?)
4.
Saluran (apakah perantaranya?)
5.
Penerima/Sasaran (kepada siapa?)
6.
Tujuan
Teori Kepemimpinan
Berbicara mengenai Kepemimpinan banyak ahli, pakar, akademisi,
atau praktisi yang dapat memberikan definisi kepemimpinan. Masing-masing dari
mereka mempunyai sudut pandang tersendiri untuk mengungkapkan pengertian
kepemimpinan.
Tapi disini penulis mengambil dari beberapa tokoh untuk
menjelaskan teori kepemimpinan. Diantaranya adalah :
1.
Menurut Martin J. Gannon
(1982), pemimpin adalah seorang atasan
yang mempengaruhi perilaku bawahannya.
2.
Sedangkan menurut
Kartini
Kartono (1985), pemimpin adalah pribadi
yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah
pada pencapain sasaran-sasaran tertentu.
3.
Menurut R.D. Agarwal (1982), kepimpinan
adalah seni mempengaruhi orang lain untuk mengarahkan kemauan mereka. Kemampuan
dan usaha untuk mencapai tujuan pemimpin.
4.
Sementara Boone dan Kurtz (1984), yang mengemukakan
kepemimpinan adalah tindakan memotivasi orang lain atau menyebabkan orang lain melakukan
tugas tertentu dengan tujuan untuk mencapai tujuan spesifik.
Dari beberapa define
diatasdapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain bawahan atau kelompok sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang
yang memiliki kekuasaan itu.
Dalam hal ini ada beberapa
Jenis Teoti Kepemimpinan. Diantaranya:
·
Teori Kepemimpinan X dan
Y dari Douglas McGregor
A. Teori X
Teori
ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak
suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan
perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam
bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori
ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan
sehari-haru lainnya, Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara
ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja
sesuaitujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi,
kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja.
Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam
bekerja.
Penelitian
teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi
kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur.
Menurut asumsi teori X dari
McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
1. Pada dasarnya pegawai tidak
menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha menghindarinya.
2. Karena pegawai tidak menyukai
pekerjaan, maka mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan.
3. Para pegawai akan mengelakkan
tanggung jawab dan mencari pengarahan yang formal sepanjang hal itu terjadi.
4. Kebanyakan pegawai
menempatkan rasa aman diatas factor lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang
akan memperlihatkan sedikit ambisi.
Untuk menyadari kelemahan
dari asumsi teori X itu maka McGregor memberikan alternative teori lain yang
dinamakan teori Y. Secara keseluruhan asumsi teori teori Y mengenai manusia
adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan itu pada hakekatnya
seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan
bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga diantara keduanya
ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.
2. Manusia dapat mengawasi diri
sendiri dan hal itu tidak bias dihindarei dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
3. Kemampuan untuk beraktivitas
di dalam memcahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas di distribusikan
kepada seluruh karyawan.
4. Motivasi tidak saja berlaku
pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga
pada tingkat kebutuhan-kebutuhanfisiologi dan keamanan.
5. Orang-orang dapat
mengendlikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara tepat.
Dengan
memahami asumsi teori Y ini, McGregor menhataklan selanjutnya bahwa merupakan
tugas yang penting bagi manajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan kesempatan
mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang
sesuai bagi orang-orang untuk m encapai tujuannya sendiri sebaik mungkin,
dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan
organisasi.
·
Teori Empat Sistem dari Rensis Linkert
Gaya kepemimpinan yaitu sikap
dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi baawahan. Ada dua macam
gaya kepemimpinan, yaitu gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan.
Sebagai pengemban, maka para
ahli berusaha dapat menentukan mana diantara kedua gaya kepemimpinan itu yang
paling efektif untuk kepentingan organisasi atau perusahaan. Salah satu
pendekatan yang dikenal dalam menjalankan kepemimpinan adalah ada empat system manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Empat system tersebut terdiri
dari :
1.
Sistem 1, otoritatif dan
eksploitif:
Manajer
membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standard an
metode pelaksanaanjuga kaku ditetapkan oleh manajer.
2.
Sistem 2, otoritatif dan
benevolent:
Manajer
tetap tetap menentukan perintah-perintah tetapi memberi bawahan kebebasan untuk
memberikan komentar terhadap perintah-perintahtersebut.
3.
Sistem 3, konsultatif:
Manajer
menetapkantujuan-tujuan dan memberikan perintah setelah hal-hal itu di
diskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan
mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan
untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.
4.
Sistem 4, partisipatif:
Adalah
system yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi
seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan kepurusan-keputusan kerja
dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka
melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota
kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan
penghargaan-peghargaan ekonomis tetapi
juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang yang dibutuhkan dan
penting
·
Gaya Kepemimpinan Kontinum (Robbert Tannenbaum dan Warren
Schmidt)
Kedua ahli menggambarkan
gagasannya bahwa ada dua bidang pengaruh yang esktrem, pertama bidang pengaruh
pimpinan kedua bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin
menggunakan otoritas dalam gaya kepemimpinannya, sementara pada bidang kedua
pemimpin menunjukkan gaya yang demokratis. Kedua bidang pengaruh ini
dipengaruhi dalam hubungannya kalau pemimpin melakukan aktivitas pembuatan
kepurtusan.
Ada 6 model gaya pembuatan
keputusan yang dilakukan pemimpin. Diantaranya ;
1.
Pemimpin membuat keputrusan kemudian mengumumkan kepada
bawahannya.
Dari
model ini terlihat bahwa otoritas yang digunakan atasan terlalu banyak
sedangkan daerah kebebasan bawahan terlalu sempit sekali.
2.
Pemimpin menjual keputusan.
Dalam
hal ini pemimpin masih terlihat banyak menggunakan otoritas yang ada padanya,
sehingga persis dengan model yang pertama. Bawahan disini belum banyak terlibat
dalam pembuatan keputusan.
3.
Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide dan
mengundang pertanyaan-pertanyaan.
Dalam
model ini pemimpin sudah menunjukkan kemajuan, karena membatasi penggunaan
otoritas dan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengajukan-mengajukan
pertanyaan. Bawahan sudah sedikit terlibat dalam pembuatan keputusan.
4.
Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang
kemungkinan dapat diubah.
Bawahan
sudah mulai banyak terlibat dalam rangka pembuatan keputusan, sementara
otoritas pemimpin sudah mulai dikurangi penggunaannya.
5.
Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan membuat membuat
keputusan.
Disini
otoritas pimpinan digunakan sedikit mungkin, sebaliknya kebebasan bawahan dalam
berpartisipasi membuat keputusan sudah banyak digunakan.
6.
Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok bawahan
untuk membuat keputusan.
Partisipasi
bawahan dalam kesempatan ini lebih besar dibandingkan kelima model diatas.
Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang
telah dirumuskan oleh pimpinan. Model ini terletak pada titik ekstrem
penggunaan otoritas terdapat pada nomor di atas.
Demikian penulisan tuigas
Softskill kali ini dengan materi Komunikasi dan Leadership. Semoga apapun yang
sudah disampaikan sekiranya dapat bermanfaat untuk penulis, pembaca, dan kita
semuanya. Tetap sehat, tetap semangat, dan tetap bersyukur apapun yang terjadi J
SUMBER-SUMBER PENULISAN :
- Alamtekno.wordpress.com
- Materi training kepemimpinan
LDKS SMAI PB Soedirman Bekasi 1
- Puslit.petra.ac.id
- Organisasi.org/define-pengertian-teori-perilaku-teori-x-dan-teori-y-x-y-behavior-theory-douglas-mc-groger