Sabtu, 28 September 2013

KOMUNIKASI DAN LEADERSHIP



Definisi Komunikasi :
Komunikasi adalah suatu proes dimana  seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan mengguunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua  belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan suatu sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, ataupun mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut sebagai komunikasi non verbal.
Istilah komunikasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, akademisi, atau praktisi. Setaipnya, memberika unsure penting di dalam pengertiannya. Dalam hal ini, ada beberapa Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli.
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian komunikasi, diantaranya adalah :
1.     Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambing-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)

2.    Shannon dan Weaver
Mereka menuturkan komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling terpengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.

3.    Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”.
Dalam hal ini, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah Suatu proses penyampain informasi yang dilakukan komunikator  / pembawa berita kepada  komunikan / penerima pesan melalui saluran tertentu yang merupakan bentuk interaksi manusia bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menimbulkan efek tertentu. Sederhananya, Komunikasi itu akan berhasil kalau kedua pihak mengerti apa yang disampaikan dan menangkap dengan baik isi pembicaraan tersebut.

Dimensi Komunikasi
Komunikasi mempunyai Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan. Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga bagaimana mengisyaratkan bagaimana hubungan para komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Tetapi  menurut sumber lain, untuk lebih sederhananya dimensi komunikasi dapat dibagi beberapa point, diantaranya adalah:
1.     Kandungan (apakah yang disampaikan?)
2.    Penghantar/Sumber  (oleh siapa?)
3.    Bentuk (apakah bentuknya?)
4.    Saluran (apakah perantaranya?)
5.    Penerima/Sasaran (kepada siapa?)
6.    Tujuan

Teori Kepemimpinan
Berbicara mengenai Kepemimpinan banyak ahli, pakar, akademisi, atau praktisi yang dapat memberikan definisi kepemimpinan. Masing-masing dari mereka mempunyai sudut pandang tersendiri untuk mengungkapkan pengertian kepemimpinan.
Tapi disini penulis mengambil dari beberapa tokoh untuk menjelaskan teori kepemimpinan. Diantaranya adalah :
1.     Menurut Martin J. Gannon (1982), pemimpin adalah seorang atasan yang mempengaruhi perilaku bawahannya.
2.    Sedangkan menurut Kartini Kartono (1985), pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapain sasaran-sasaran tertentu.
3.    Menurut R.D. Agarwal (1982), kepimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain untuk mengarahkan kemauan mereka. Kemampuan dan usaha untuk mencapai tujuan pemimpin.
4.    Sementara Boone dan Kurtz (1984), yang mengemukakan kepemimpinan adalah tindakan memotivasi orang lain atau menyebabkan orang lain melakukan tugas tertentu dengan tujuan untuk mencapai tujuan spesifik.
Dari beberapa define diatasdapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan tingkah laku orang lain bawahan atau kelompok  sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan itu.
Dalam hal ini ada beberapa Jenis Teoti Kepemimpinan. Diantaranya:
·         Teori  Kepemimpinan X dan Y dari Douglas McGregor

A.   Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

B.    Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-haru lainnya, Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuaitujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur.
Menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
1.     Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha menghindarinya.
2.    Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan.
3.    Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan yang formal sepanjang hal itu terjadi.
4.    Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman diatas factor lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi.
Untuk menyadari kelemahan dari asumsi teori X itu maka McGregor memberikan alternative teori lain yang dinamakan teori Y. Secara keseluruhan asumsi teori teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut :
1.     Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga diantara keduanya ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.
2.    Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan hal itu tidak bias dihindarei dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3.    Kemampuan untuk beraktivitas di dalam memcahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas di distribusikan kepada seluruh karyawan.
4.    Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhanfisiologi dan keamanan.
5.    Orang-orang dapat mengendlikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumsi teori Y ini, McGregor menhataklan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi manajemen untuk melepaskan tali  pengendali dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk m encapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.

·         Teori Empat Sistem dari Rensis Linkert

Gaya kepemimpinan yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi baawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan.

Sebagai pengemban, maka para ahli berusaha dapat menentukan mana diantara kedua gaya kepemimpinan itu yang paling efektif untuk kepentingan organisasi atau perusahaan. Salah satu pendekatan yang dikenal dalam menjalankan kepemimpinan adalah ada empat system manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Empat system tersebut terdiri dari :

1.  Sistem 1, otoritatif dan eksploitif:
Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para  bawahan untuk melaksanakannya. Standard an metode pelaksanaanjuga kaku ditetapkan oleh manajer.
2.  Sistem 2, otoritatif dan benevolent:
Manajer tetap tetap menentukan perintah-perintah tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintahtersebut.
3.  Sistem 3, konsultatif:
Manajer menetapkantujuan-tujuan dan memberikan perintah setelah hal-hal itu di diskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.
4.   Sistem 4, partisipatif:
Adalah system yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan kepurusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-peghargaan ekonomis tetapi  juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang yang dibutuhkan dan penting



·         Gaya Kepemimpinan Kontinum (Robbert Tannenbaum dan Warren Schmidt)

Kedua ahli menggambarkan gagasannya bahwa ada dua bidang pengaruh yang esktrem, pertama bidang pengaruh pimpinan kedua bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritas dalam gaya kepemimpinannya, sementara pada bidang kedua pemimpin menunjukkan gaya yang demokratis. Kedua bidang pengaruh ini dipengaruhi dalam hubungannya kalau pemimpin melakukan aktivitas pembuatan kepurtusan.

Ada 6 model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin. Diantaranya ;

1.     Pemimpin membuat keputrusan kemudian mengumumkan kepada bawahannya.
Dari model ini terlihat bahwa otoritas yang digunakan atasan terlalu banyak sedangkan daerah kebebasan bawahan terlalu sempit sekali.
2.    Pemimpin menjual keputusan.
Dalam hal ini pemimpin masih terlihat banyak menggunakan otoritas yang ada padanya, sehingga persis dengan model yang pertama. Bawahan disini belum banyak terlibat dalam pembuatan keputusan.
3.    Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide dan mengundang pertanyaan-pertanyaan.
Dalam model ini pemimpin sudah menunjukkan kemajuan, karena membatasi penggunaan otoritas dan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengajukan-mengajukan pertanyaan. Bawahan sudah sedikit terlibat dalam pembuatan keputusan.
4.    Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang kemungkinan dapat diubah.
Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam rangka pembuatan keputusan, sementara otoritas pemimpin sudah mulai dikurangi penggunaannya.
5.    Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan membuat membuat keputusan.
Disini otoritas pimpinan digunakan sedikit mungkin, sebaliknya kebebasan bawahan dalam berpartisipasi membuat keputusan sudah banyak digunakan.
6.    Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok bawahan untuk membuat keputusan.
Partisipasi bawahan dalam kesempatan ini lebih besar dibandingkan kelima model diatas. Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan. Model ini terletak pada titik ekstrem penggunaan otoritas terdapat pada nomor di atas.

Demikian penulisan tuigas Softskill kali ini dengan materi Komunikasi dan Leadership. Semoga apapun yang sudah disampaikan sekiranya dapat bermanfaat untuk penulis, pembaca, dan kita semuanya. Tetap sehat, tetap semangat, dan tetap bersyukur apapun yang terjadi J
SUMBER-SUMBER PENULISAN :
-      Alamtekno.wordpress.com
-      Materi training kepemimpinan LDKS SMAI PB Soedirman Bekasi 1
-      Puslit.petra.ac.id
-      Organisasi.org/define-pengertian-teori-perilaku-teori-x-dan-teori-y-x-y-behavior-theory-douglas-mc-groger