KOMUNIKASI DAN LEADERSHIP
Definisi Komunikasi :
Komunikasi adalah suatu proes
dimana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan mengguunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan suatu sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, ataupun mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut sebagai komunikasi
non verbal.
Dalam hal ini, penulis
menyimpulkan pengertian komunikasi dari beberapa ahli bahwa komunikasi adalah
Suatu proses penyampain informasi yang dilakukan komunikator / pembawa berita kepada komunikan / penerima pesan melalui saluran
tertentu yang merupakan bentuk interaksi manusia bertujuan untuk menyamakan
persepsi dan menimbulkan efek tertentu. Sederhananya, Komunikasi itu akan berhasil kalau kedua pihak
mengerti apa yang disampaikan dan menangkap dengan baik isi pembicaraan
tersebut.
Dimensi Komunikasi
Komunikasi mempunyai Dimensi
Isi dan Dimensi Hubungan. Dimensi isi disandi secara
verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi
menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan
dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga bagaimana
mengisyaratkan bagaimana hubungan para komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya
pesan itu ditafsirkan.
Tetapi menurut sumber lain, untuk lebih sederhananya
dimensi komunikasi dapat dibagi beberapa point, diantaranya adalah:
1. Kandungan (apakah yang disampaikan?)
2. Penghantar/Sumber (oleh
siapa?)
3. Bentuk (apakah bentuknya?)
4. Saluran (apakah perantaranya?)
5. Penerima/Sasaran (kepada siapa?)
6. Tujuan
Teori Kepemimpinan
Berbicara mengenai
Kepemimpinan banyak ahli, pakar, akademisi, atau praktisi yang dapat memberikan
definisi kepemimpinan. Masing-masing dari mereka mempunyai sudut pandang
tersendiri untuk mengungkapkan pengertian kepemimpinan.
Tapi disini penulis mengambil
dari beberapa tokoh untuk menjelaskan teori kepemimpinan. Diantaranya adalah :
1. Menurut Martin J. Gannon
(1982), pemimpin adalah seorang atasan
yang mempengaruhi perilaku bawahannya.
2. Sedangkan menurut
Kartini
Kartono (1985), pemimpin adalah pribadi
yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah
pada pencapain sasaran-sasaran tertentu.
Dari beberapa definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain bawahan atau kelompok sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang
yang memiliki kekuasaan itu.
Dalam hal ini ada
beberapa Jenis Teori Kepemimpinan. Diantaranya:
·
Teori Kepemimpinan X dan
Y dari Douglas McGregor
A. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa
pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta
senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun
menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para
pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai
dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan
bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-haru lainnya,
Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka
memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuaitujuan
perusahaan.
·
Teori Empat Sistem dari Rensis Linkert
Gaya kepemimpinan yaitu sikap
dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi baawahan. Ada dua macam
gaya kepemimpinan, yaitu gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan.
Sebagai pengemban, maka para
ahli berusaha dapat menentukan mana diantara kedua gaya kepemimpinan itu yang
paling efektif untuk kepentingan organisasi atau perusahaan. Salah satu
pendekatan yang dikenal dalam menjalankan kepemimpinan adalah ada empat
system manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Empat system tersebut terdiri
dari :
1. Sistem 1, otoritatif dan eksploitif:
Manajer membuat semua
keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya.
2. Sistem 2, otoritatif dan benevolent:
Manajer tetap tetap
menentukan perintah-perintah tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan
komentar terhadap perintah-perintahtersebut.
3. Sistem 3, konsultatif:
Manajer
menetapkantujuan-tujuan dan memberikan perintah setelah hal-hal itu di
diskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan
mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan
untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.
4. Sistem
4, partisipatif:
Adalah system yang paling
ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.
·
Gaya Kepemimpinan Kontinum (Robbert Tannenbaum dan Warren
Schmidt)
Kedua ahli menggambarkan
gagasannya bahwa ada dua bidang pengaruh yang esktrem, pertama bidang pengaruh
pimpinan kedua bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin
menggunakan otoritas dalam gaya kepemimpinannya, sementara pada bidang kedua
pemimpin menunjukkan gaya yang demokratis. Kedua bidang pengaruh ini
dipengaruhi dalam hubungannya kalau pemimpin melakukan aktivitas pembuatan
kepurtusan.
Ada 6 model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin.
Diantaranya
;
1. Pemimpin membuat keputrusan kemudian mengumumkan kepada
bawahannya.
2. Pemimpin menjual keputusan.
3. Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide dan
mengundang pertanyaan-pertanyaan.
4. Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang
kemungkinan dapat diubah.
5. Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan membuat
membuat keputusan..
6. Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok bawahan
untuk membuat keputusan.
MOTIVASI
Motivasi adalah
Perubahan Energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya sebuah motif. Motif tersebut
dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini, Teori Motivasi terbagi atas 4 Macam. Diantaranya :
1.
Teori Drive Reinforcement
Teori ini mempunyai dua aturan pokok :
aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban yang benar dan
aturan pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang
salah. Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban
yang didinginkan ) atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika
jawaban yang didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat
antara akasi atau tindakannya dengan sebab akibat.
Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:
1. Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya.
Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:
1. Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya.
2. Teori Tujuan
Teori ini menyatakan bahwa
mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai kepuasan
kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik.
Teori ini mengatakan bahwa kita
akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini
muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki
tujuan yang jelas. Sehingga munculah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan).
3. Teori Harapan
Teori ini dikemukakan oleh Victor H.
Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja
giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik
antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu.
Teori harapan ini didasarkan atas :
1. Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
Teori harapan ini didasarkan atas :
1. Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
4. Teori Motivasi Abraham Maslow
Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada
dasarnya semua manusiA memiliki kebutuhan pokok. Ia menjadikan kebutuhan
kedalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari
tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki
Kebutuhan. Hirarki tersebut meliputi:
o Kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan-kebutuhab yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, dan seks
dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan
hidup.
o Kebutuhan rasa aman, kebutuhan-kebutuhan
ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan,
ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan.
o Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa
memiliki misalnya; berafiliasi dengan orang lain, dan diterima oleh
individu-individu lain.
o Kebutuhan akan penghargaan, Maslow
membedakan dua macam kebutuhan akan penghargaan yaitu penghargaan dari orang
lain adan penghargaan terhadap siri sendiri, berupa perasaan yakin dan aman
terhdap diri kita, adanya rasa berharga dan seimbang
o Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan
ini merupakan perkembangan yang paling tinggi, dimana pada tingkat ini kita
menggunakan semua bakat, serta pemenuhan seua kualitas dan kapasitas kita.
Mengendalikan
Fungsi Manajemen
Definisi :
Menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) pengertian Mengendalikan adalah, mengusai kendali, pemegang
kendali, dan memerintah.
Sementara itu menurut beberapa tokoh pengertian
Pengendalian adalah:
1. Sanerya Hendrawan mengatakan bahwa Pengendalian
merupakan siklus dengan proses yang terpantau.
2. Agung Praptapa mendefiniskan Pengendalian adalah
suatu proses penjaminan dimana perusahaan dan prang-orang yang berada dalam
perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3. Randy R Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwijowijoto
memaparkan bahwa pengedalian adalah suatu tindakan pengawasan yang disertai
tindakan pelurusan (korektif)
Jadi kesimpulan yang bisa di dapat dari ketiga
tokoh tersebut pengendalian adalah, pelaksanaan atau proses penentuan progam
kerja agar standar standar bisa di capai dan tujuan tujuan dari perusahaan
dapat di capai dan sesuai dengan rencana.
Langkah-langkah dalam Control :
Mockler
(1984) membagi pengendalian dalam 4 langkah yaitu :
1. Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja
1. Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja
Standar
yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni
titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur
prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang
perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap
langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
2. Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran
prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga
penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui
lebih dahulu.
3. Menetapkan
Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar
Yaitu dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah
ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa
segala sesuatunya beada dalam kendali.
4.
Mengambil
Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yang terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yang terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
Tipe-tipe Control dalam Manajemen :
- (Awal) Preliminary, Kadang-kadang disebut kendali feedforward, Hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya
- (Saat ini) Concurrent, Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut Kendali steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
- (Akhir) Post-action, Kadang-kadang disebut kendali feedback , Kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Kontrol
Proses Manajemen
Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan
kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan,
proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam
rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu
merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai
manajemen.
SUMBER-SUMBER PENULISAN :
1.
Alamtekno.wordpress.com
2.
Materi training kepemimpinan LDKS SMAI PB Soedirman Bekasi 1
3.
Puslit.petra.ac.id
4.
Organisasi.org/define-pengertian-teori-perilaku-teori-x-dan-teori-y-x-y-behavior-theory-douglas-mc-groger
5.
Anonim. 2013. Pengertian Motivasi
Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:
http://kata-edu.blogspot.com/2013/01/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html. Diakses
pada 30 Oktober 2013
6.
Desambodo, w. 2013. Jenis-jenis teori
motivasi. [Online]. Tersedia: http://odhosuka.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-teori-motivasi.html.
Diakses pada 1 November 2013
7.
Kasus-teori-motivasi: http://agroindustrialis.blogspot.com/2012/06/teori-motivasi-teknik-peningkatan.html
8.
Nurmakiah,K. 2009. Teori Motivasi; Teori
Drive-Reinforcement dan Teori Harapan. [Online]. Tersedia: http://qmmymakiyah.blogspot.com/2009/11/teori-motivasi-teori-drive.html.
Diakses tanggal 25 Oktober 2013
12.
http://nonvivit.blogspot.com/2013/10/tipe-tipe-kontrol-dan-kontrol-proses.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_Manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_Manajemen